Konsep Iceberg Model Dalam Memahami Root-Causes Suatu Kejadian, Case: Kasus Korupsi

Durasi Membaca: 3 menit

Selamat siang sobat semua, bercerita tentang konsep pemikiran, teori dan model dalam memandang suatu kejadian atau kondisi, tentu akan sulit dilakukan jika hanya melihat apa yang kelihatan. Dewasa ini, banyak orang lebih cepat memberikan respon dan penilaian dari kejadian yang sepintas terlihat tanpa terlebih dahulu memahami root-causes yang sebenarnya menjadi akar terjadinya suatu kejadian. Contoh sederhana yang baru-baru ini terjadi di kalayak netizen Indonesia adalah terkait kasus korupsi dana bantuan sosial oleh menteri sosial, Juliari, kasus korupsi gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, serta beberapa kasus korupsi lainnya yang membuat semua orang berpikir bahwa kejadian itu memiliki persamaan sebab, yaitu budaya korupsi di Indonesia. Melanjutkan artikel sebelumnya terkait skill problem sovling, pada artikel ini akan membahas teori lainnya selain metode 5 why’s atau fish bone analysis dalam menjelaskan root-causes suatu kejadian.

Apa itu Iceberg Model?

Secara sederhana, iceberg adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan sebuah bongkahan es yang mengapung di atas lautan. Ukuran iceberg biasanya sangat-sangat besar. Namun uniknya, hanya sekitar 10% dari keseluruhan iceberg tersebut yang dapat kita lihat di permukaan. Sisanya sebesar 90% berada di bawah permukaan laut. Dari fenomena tersebut, didapatlah sebuah terori untuk menggambarkan akar dari sebuah permasalahan dan bagaimana melihat suatu permasalahan secara lebih komprehensif, dan diharapkan mendapatkan solusi yang lebih efektif.

Dalam teori Iceberg model, terdapat 4 bagian besar yang menjadi struktur suatu permasalahan dan kejadian. Bagian tersebut antara lain, Events (kejadian), Patterns (pola), System / Structure (struktur pembentuk pola), dan Mental Models / Cultures (nilai atau budaya).

Systems Thinking Iceberg Model (Bryan et al, 2006)

Penjabaran dan Contoh Penerapan 4 bagian Besar Iceberg Model

Setelah mengetahui bahwa suatu kondisi atau kejadian dapat dipahami dari sisi yang kasat mata yaitu atas events dan patterns, serta dilihat juga dari sisi yang tidak kasat mata yaitu structures dan mental models, dimana kedua bagian yang tidak kasat mata mengambil porsi paling besar sebesar 90% dari penyebab permasalahan terjadi.

1. Events

Secara sederhana event adalah kejadian yang dapat kita lihat, dengar atau rasakan yang terjadi di dunia ini. Kita dapat menjelaskan events dengan pertanyaan berikut:

Apa yang sedang terjadi saat ini?

Contoh event yang bisa diambil pada awal artikel ini adalah kasus korupsi dana bantuan sosial oleh menteri sosial misalnya. Kejadian ini tentu banyak diketahui banyak orang dan paling terlihat / berada di puncak gunung es.

2. Patterns

Pattern adalah sebuah pola tertentu yang menjadi pemicu terjadinya sebuah event. Setiap event pasti memiliki sebuah pattern tertentu. Tidak ada hal yang kebetulan di dunia ini, semua pasti terjadi karena ada pola tertentu. Kita dapat menjelaskan patterns dengan pertanyaan berikut:

Apakah kejadian terjadi secara berulang? bagaimana trennya?

Setelah mengetahui kejadian yang terjadi, maka kita dapat menelurusi hal tersebut dari keberulangan dan tren events yang terjadi. Misalnya atas kasus korupsi, kita dapat menemukan kemungkinan patterns bahwa korupsi sering terjadi / lebih berisiko terjadi pada kegiatan yang berbau bantuan sosial.

3. Structures

Structure adalah peristiwa yang menyebabkan atau mendorong terjadinya sebuah pattern tertentu. Kita dapat menjelaskan patterns dengan dua pertanyaan berikut:

Apa yang melatarbelakangi terbentuknya patterns?

Apakah ada hubungan yang erat antar patterns?

Kasus korupsi yang telah diketahui pattern-nya dapat kita telaah lebih lanjut dengan memahami latar belakang mengapa kasus korupsi lebih sering terjadi pada bantuan sosial? apakah karena paling sulit untuk dideteksi atau dimanipulasi penerima bantuannya?

Selanjutnya, apakah ada kaitan lainnya selain objek korupsi, misalnya pelaku korupsi yang mendapatkan tekanan dari pihak lain untuk berbuat koruptif. Perlu diketahui bahwa bagian structures sudah mulai tidak terlihat karena kondisinya ada pada internal di kementerian itu sendiri, dan jarang masyarakat luas yang bisa mengetahui lebih dalam.

4. Mental Models

Mental model adalah nilai, kepercayaan atau asumsi yang menopang atau menyangga pandangan masyarakat mengenai sebuah structure. Kita dapat menjelaskan patterns dengan pertanyaan berikut:

Apakah nilai, kepercayaan dan asumsi yang telah dianut yang mendukung terjadinya kejadian tersebut?

Pada bagian mental models, kita akan mendalami kejadian dari sisi nilai, budaya atau kepercayaan yang dianut dalam setiap kasus korupsi yang terjadi. Kita dapat mengambil gagasan bahwa kasus korupsi bantuan sosial sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat kecil karena mereka paling mudah untuk dimanipulasi atau dibohongi. Masih bersyukur mendapatkan bantuan sosial walaupun harus membayar iuran liar yang diterapkan oleh oknum kementerian, ketimbang mati kelaparan.

Selain itu, budaya Indonesia yang takut untuk melapor karena mendapatkan ancaman serta adanya krisis kepercayaan pada proses hukum atas tindaklanjut laporan yang dilakukan sering terjadi. Hal ini membuat masyarakat malas untuk melaporkan setiap ada kejadian korupsi, dan jarang terexpose menjadi kasus yang besar.

Dengan memahami konsep Iceberg Model ini, kita bisa mengimplementasikan pada banyak kasus serta mendapatkan solusi yang lebih komprehensif dan tepat sasaran atas suatu kejadian.

Referensi:

https://untools.co/iceberg-model

https://mhfajrin.wordpress.com/tag/iceberg-theory/

Iceberg Model
Comments (0)
Add Comment